Minggu, 30 Juli 2017

tugas uas sistem distribusi air minum kecamatan peringga baya



MAKALAH
SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KECAMATAN PERINGGA BAYA


OLEH :

                                               NAMA            : BQ SITI MUTAJARIDAH
                                               NIM      : (1501060001)





FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
NUSA TENGGARA BARAT
2017






KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “  Distribusi air minum kecamatan peringga baya.
Makalah ini tersusun  untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Makalah ini berisi….
Saya menyusun makalah ini  taklupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Gendewa Tunas Ranca, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah, yang telah
      memberikan bimbingan, pengarahan dan pengetahuannya mengenai teorinya selama ini. 
2. Rekan-rekan Teknik Lingkungan terimakasih atas bantuan dan kerjasama yang telah
     diberikan selama ini.

            Saya  menyadari bahwa makalah ini jauh dari  kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun juga membutuhkan kritik dan saran dari teman-teman mahasiswa maupun dosen supaya makalah ini menjadi sempurna.
            saya berharap makalah ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi oleh mahasiswa Teknik Lingkungan dalam menggali ilmu pengetahuan di bidang ini.


           

           
                                                                                               
Mataram, 05 juli 2017
                                                                                               
           
                                                                                              Penyusu( bq siti mutajariah)



DAFTAR ISI

          HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
          DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
          BAB I PENDAHULUAN  ........................................................................ 1                                 
         A. Latar belakang ............................................................................................... 1
         B. Rumusan maslah ............................................................................................ 2
         C. Tujuan penulisan ............................................................................................ 2
          BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
A.    Pengertian system distribusi air minum .................................. 3
B.     Sistem transmisi dan distribusi ............................................... 4
C.     Elevasi Muka Tanah Guna Membuat Profil Hidrolis Saluran. 5
D.    Langkah Perencanaan Saluran Air Limbah ............................ 6
E.     Reservoir distribusi air minum…………................................7
          BAB III PENUTUP ………………………………………………………8
A.    Kesimpulan …………………………………………………9
          DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………10


BAB 1
PENDAHULUAN
  
11.    Latar  belakang.

Penyediaan air bersih ystem perpipaan di Kecamatan peringga baya secara resmi mulai dioperasikan pada tahun 1972 dimana pada saat itu Lombok timur masih berstatus kecamatan dan hingga saat ini telah mengalami beberapa kali perubahan status. Status yang terakhir adalah sebagai Perusahaan Daerah Air  pada tahun 1993 berdasarkan Peraturan Daerah labauan ystem  No : 27 tahun 1993. Air baku PDAM peringga baya diambil dari sumber mata air dan air permukaan. Sementara itu ystem pengolahan yang digunakan adalah ystem pengolahan secara lengkap (packet treatment) pada air baku air permukaan (sungai sambaliya), dengan menggunakan bahan kimia berupa aluminium sulfat (bongkahan), soda ask (bubuk), kaporit (bubuk) dan orthotolidine (cair). Air baku dari mata air pada umumnya mempunyai kualitas yang sangat baik sehingga pengolahan yang digunakan hanya pengolahan sederhana.

Kecamatan peringga baya  merupakan salah satu Kecamatan di Propinsi Nusa Tenggara Timur  yang keadaan geografisnya meng-untungkan. Pemandangan alamnya yang indah, tanah yang subur, serta cadangan air yang melimpah menjadi potensi yang dimanfaatkan dengan baik oleh Kecamatan ini. Secara geografis, kecamatam ini berada di 115° 49,12’ 04” – 116° 20’15,62” Bujur Timur dan 8° 24’ 33,82” -8° 55’ 19” Lintang Selatan. Dengan luas wilayah sebesar 1.053,92 Km². Sebelah utaranya berbatasan dengan kecamatan Lombok timur, sedangkan sebelah Selatannya berbatasan dengan Samudra Indonesia.
Sistem distribusi air minum lombuk timur yang selanjutnya  merupakan satu kesatuan ystem fisik dan prasarana dan sarana air minum..air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui ystem pengelolaan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.
Sistem distribusi air minum  dapat di lakukan melalui ystem jaringan perpipaan dan  bukan jariga perpipaan.  Dengan jaringan perpipaan dapat meliputi : unit air baku ,unit produksi,unit distribusi,,nit pelayanan,dan unit pengelolaan. Bukan jaringan perpipaan dapat meliputi : sumur dangkal,sumur pompa tangan,bak penampungan air hujan,terminal air,mobil tangkai air,instalase air kemasan,atau bangunan pelindung mata air.

Air bersih siap minum menjadi isu utama pemerintah baru 2014-2019 dalam mencapai target universal yaitu akses air minum 100%. Akses air minum 100% adalah seluruh masyarakat Indonesia mampu mendapatkan air bersih diseluruh wilayah Indonesia. Akses penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan System Penyediaan Air Minum, air minum yang dimaksudkan adalah air rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
  B.Rumusan Masalah
            1. Apa pengertian dan tujuan  Sistem distribusi Air Minm?

2.       Apa saja komponen atau bagian dari unit Sistem Air  Minum di  kecamatan
       perinnga    baya Lombok  Timur?

  C.Tujuan Penulisan
            1. Mengetahui pengertian dan tujuan adanya Sistem distribusi Air Minum di
                 Lombok Timur.
            2.  Mengetahui komponenatau bagian-bagian yang ada pada unit Sistem
                 distribusi air minum.



BAB 11
PEMBAHASAN


1.1   Pengertian sistem distribusi air minum.

Sistem distribusi air minum adalah pendistribusian atau pembagian air melalui ystem perpipaan dari bangunan pengolahan (reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen). Dalam perencanaan ystem distribusi air bersih, beberapa ystem yang harus diperhatikan baik itu dari kesehatan dan masuk dalam ktegori bersih dan terhindar dari kuman dan membuat kita nyaman untuk mengonsumsinya,selain itu air minum juga harus bersih dan segar terhindar dari jangkauan yang menakibatkan air bersih air minum itu menjadi tercemr.

  1.     Daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani:
Daerah layanan ini meliputi wilayah IK ( Kecamatan) atau wilayah dan antra desa-desar yang berada di sekitar kecamatan peringga baya . Jumlah penduduk yang akan dilayani tergantung pada kebutuhan, kemauan (minat), dan kemampuan atau tingkat ystem ekonomi masyarakat. Sehingga dalam suatu daerah belum tentu semua penduduk terlayani.  Mengenai Kebutuhan air adalah debit air yang harus disediakan untuk distribusi daerah pelayanan.
Pemerintah daerah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kecamatan peringga baya diharapkan untuk memberikan pelayanan terbaik. Sasaran cakupan pelayanan air bersih Kota Bitung sampai dengan tahun 2010 adalah 50% dari jumlah penduduk. Bila dibandingkan dengan cakupan pelayanan saat ini yaitu 45,31% atau 81.835 jiwa dengan jumlah sambungan 11.306 dari penduduk kota sebanyak 180.618 jiwa .Dengan total kapasitas produksi 16.091,28 m3/hari, total kebutuhan air 9.820,2 m3/hari (cakupan pelayanan saat ini) masih memadai . Kondisi fisik unit produksi masih cukup baik sedangkan kondisi fisik unit distribusi tidak lagi berfungsi dengan baik.
Unit produksi yang ada terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
         Bangunan penangkap air (broncaptering)
         Bangunan sadap (intake)
         Pipa transmisi dan Bak Pelepas Tekan (BPT)
         Instalasi Pengolahan Air (IPA) Packet Treatment
         Bangunan Rumah Pompa dan Peralatan Pompa (Khusus IPA)
         Peralatan pembubuhan bahan kimia berupa pompa dosing dan bak mom
         Meter induk produksi


Menurut data PDA kecamatan perinngga baya tahun 2009 kapasitas sumber yang ada yaitu 464,2 L/detik (jumlah total) berasal dari :
ü  Danowudu I yaitu 120 L/detik
ü  Danowudu II yaitu 16,3 L/detik
ü  Danowudu III yaitu 6,0 L/detik
ü  Kumersot I yaitu 32,2 L/detik
ü  Kumersot II yaitu 24,0 L/detik
ü  Air Ujang yaitu 15,4 L/detik
ü  IPA Sungai Girian yaitu 200 L/detik
ü  Sumur bor Pateten 1 yaitu 8,9 L/detik
ü  Tendeki 1 yaitu 4,0 L/detik
ü  Tendeki 2 yaitu 29,1 L/detik dll.


Peta infrastruktur jaringan pipa Lombok timur.
 


Jadi  hasil pengukuran sisa tekanan di tengah desa (sambaliya) dan daerah bertopografi tinggi (kecamatan peringga baya) rata-rata 10 sd. 40 mka dengan debit rata-rata 0,07 sd. 0,25 L/detik, di daerah ujung pelayanan sisa tekanan dibawah 10 mka dengan debit rata-rata 0,02 sd. 0,06 L/detik dan di daerah bertopografi paling tinggi (Kakenturan Satu) dibawah 0 mka dengan debit 0,002 sd. 0,004 L/detik. Peta jaringan pipa seperti pada Gambar diatas.
Maka Berdasarkan hasil simulasi Epanet untuk zona I dari 7 titik junction 85,714% memenuhi tekanan yang disyaratkan dan dari 9 sambungan pipa 77,778% memenuhi standar kecepatan aliran, untuk zona II dari 82 titik junction 86,585% memenuhi tekanan yang disyaratkan dan dari 95 sambungan pipa 56,842% memenuhi standar kecepatan aliran, untuk zona III semua titik junction memenuhi tekanan yang disyaratkan namun dari 6 sambungan pipa hanya 16,667% memenuhi standar kecepatan aliran.

 1.2 Sistem Transmisi dan Distribusi

Pipa transmisi dan distribusi PDAM kota kecamatan peringga baya terbagi dalam dua ystem pengaliran yaitu gravitasi dan dengan menggunakan pompa / booster pump. Unit ini terdiri dari :
a)    Pipa transmisi
b)    Bak Pelepas Tekan (BPT)
c)    Reservoir Distribusi
d)    Pipa Distribusi
e)    Meter Induk Distribusi

Air bersih dari unit produksi didistribusikan ke konsumen dengan ystem gravitasi kecuali pada daerah-daerah ketinggian (distribusi khusus) dan ujung-ujung pipa distribusi menggunakan booster pump. Sistem distribusi air bersih PDAM kecamatan peringga baya  saat ini dibagi dalam 6 sistem pengaliran melalui pipa Pelayanan Distribusi I s/d VI, dimana satu sama lain saling terinterkoneksi dan dipantau / dimonitor selama 1 x 24 jam oleh petugas (Profil dan Potensi Perusahaan PDAM Lombok timur).seperti gambar di bawah ini:
 

Jadi Berdasarkan Teori dan Konsep Sistem Penyaluran Air, anonymous (2010), pada umumnya, macam-macam pipa yang ada dan digunakan dalam perencanaan ystem distribusi air minum adalah sebagai berikut                                  

a.      Pipa Primer atau Pipa Induk (Supply Main Pipe)
Pipa ini merupakan pipa yang berfungsi membawa air minum dari instalasi pengolahan atau reservoir distribusi ke suatu daerah pelayanan. Pipa primer ini memiliki diameter yang ystemt besar.
b.    Pipa Sekunder (Arterial Main Pipe)
Pipa sekunder merupakan pipa yang disambungkan langsung pada pipa primer dan mempunyai diameter yang sama atau lebih kecil dari pipa primer.
c.       Pipa Tersier
Pipa ini berfungsi untuk melayani pipa service karena pemasangan langsung pipa servis pada pipa primer sangat tidak menguntungkan, mengingat dapat terganggunya pengaliran air dalam pipa dan lalu lintas di daerah pemasangan. Pipa tersier dapat disambungkan langsung pada pipa sekunder atau primer.
d.       Pipa Service
Pipa servis merupakan pipa yang dihubungkan langsung pada pipa sekunder atau tersier, yang kemudian dihubungkan pada sambungan rumah (konsumen). Pipa ini memiliki diameter yang ystemt kecil.

  Penentuan Elevasi Muka Tanah Guna Membuat Profil Hidrolis Saluran.
Elevasi muka tanah atau ketinggian tanah pada suatu titik dari daerah yang direncanakan didapat dari pembacaan peta (kontur daerah), Kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang  mempunyai ketinggian sama. Kemiringan muka tanah (slope muka tanah) dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

 Dimana :
 S         :   slope
 TA       :   tinggi muka tanah awal
 TR       :   tinggi muka tanah akhir
 DA-R    :   jarak awal – akhir

Penempatan saluran air limbah perlu dipertimbangkan dengan keadaan lapangan, keamanan jaringan sistem itu sendiri dan pengaruhnya terhadap jaringan pipa air minum yang telah ada maupun dalam perencanaan.Kedalaman penanaman pipa minimal harus disesuaikan dengan kelas jalan yang dilewati saluran, jenis tanah, lokasi bangunan yang akan menggunakan fasilitas air limbah, kekuatan saluran dan diameter saluran. Secara umum kedalaman minimum saluran adalah 1 meter, sedangkan kedalaman maksimum adalah 7 meter.

Jika penanaman lebih dari 7 meter digunakan pompa. Angka kedalaman minimum ini dimaksudkan untuk  mengurangi kerusakan pipa akibat tekanan dari atas yang terlalu besar terhadap pipa, sedangkan kedalaman maksimum ditetapkan untuk mempermudah perawatan terhadap pipa dan juga mengurangi kerusakan karena faktor alam.
Oleh karna itu Penempatan saluran perlu dipertimbangkan terhadap keamanan jaringan itu sendiri, pengaruh terhadap saluran distribusi air minum yang ada atau pada tahap perencanaan juga pertimbangan keadaan lapangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan saluran adalah :

·         Pipa service dipasang di belakang rumah, sedang pipa lainnya dipasang ditepi jalan untuk kemungkinan pengaliran bila ada perbaikan.
·         Apabila pada saat pemasangan bertemu dengan jaringan air minum yang ada atau yang direncanakan, maka saluran air limbah harus diletakkan 0,5 meter di bawah pipa air minum.

Ø  Persamaan yang digunakan untuk penanaman saluran adalah sebagai berikut :

       ·    Elevasi dasar saluran awal = elevasi titik awal – kedalaman saluran awal
       ·    Beda Tinggi = panjang pipa x slope
       ·    Elevasi dasar saluran akhir = elevasi dasar saluran awal-beda tinggi.
       ·    Kedalaman saluran akhir = elevasi titik akhir-elevasi dasar saluran  akhir.

 1.4  Langkah Perencanaan Saluran Air Limbah
Dasar perencanaan suatu sistem penyaluran air limbah berpedoman pada kriteria-kriteria yang paling memungkinkan untuk dapat diterapkan sesuai dengan kondisi dan situasi setempat.
Dalam perencanaan jaringan penyaluran air limbah perlu memperhatikan:
.1    Jaringan induk mampu melayani seluruh daerah pelayanan.
 
2.      Pengaliran air limbah harus kontinyu dalam waktu relatif singkat.
 
3.      Keamanan saluran harus terjamin dan tidak mencemari lingkungan.
 
4.      Besar saluran sesuai dengan kuantiyas air limbah yang dihasilkan.
 
5.      Pemilihan ystem yang ekonomis.
 
6.      Saluran harus tertutup untuk mencegah kontaminasi. 
Dalam perencanaan air limbah  ini diperlukan adanya beberapa kriteria sebagai dasar perencanaan. Kriteria ini perlu ditetapkan untuk mendapatkan suatu perencanaan yang tepat dan terkondisi pada suatu daerah tertentu. Kriteria dasar perencanaan sistem penyaluran air buangan harus memperhatikan hal berikut:
 a . Daerah  Pelayanan
Kecamatan peringga baya secara adminsitratif mempunyai beberapa desa-desa yang terjangkau oleh jaringan distribusi PDAM kecamatan peringga baya saat ini, kecamatan Bitung Timur 6 kelurahan, kecamatan Bitung Tengah 13 kelurahan, kecamatan Bitung Utara 8 kelurahan, kecamatan  Selatan (P. Lembeh) 4 kelurahan (melalui pipa bawah laut).
                                       
Daerah pelayanan Sistem Penyaluran Air Limbah disesuaikan dengan daerah pelayanan distribusi air bersih dengan tujuan agar pada daerah yang dilayani juga akan tercapai sarana sanitasi yang baik. Selain itu juga disesuaikan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
 ·         Tinggi rendahnya tanah sehingga dapat diketahui garis kemiringan wilayah
 ·         Kepadatan penduduk yang ada di wilayah tersebut
 ·         Tata guna lahan dll.
 b.      Debit Air Limbah
Besarnya debit air limbah yang dihasilkan dapat ditentukan dengan memperhatikan :
1.    Sumber air limbah
2.    Besarnya pemakaian air bersih.
3.    Jenis bahan saluran, cara-cara penyambungan dan banyaknya bahan pelengkap lainnya.
4.    Curah hujan, daya serap dan keadaan air tanah.

Ø  Hal-hal yang harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :
1. Debit Air Limbah Rata-Rata Harian

Dari hasil perkiraan besarnya debit penggunaan air bersih untuk rumah tangga, bangunan umum, institusional dan sebagainya, tidak keseluruhannya akan mengalir sebagai air limbah. Kehilangan ini terjadi karena adanya evaporasi, penyiraman tanaman, minum, yang besarnya diperkirakan sebesar 15%-40%. Dengan kata lain, debit air limbah rata-rata harian merupakan jumlah dari debit air limbah ystemt dan debit air limbah non ystemt.

Ø  Untuk mencari besarnya debit air limbah domestik dapat digunakan rumus:
Qd  =  (60%-85%) x q d

Ø  Sedangkan untuk mencari besarnya debit air limbah  non domestik digunakan rumus:
Qnd  =  (60%-85%) x q nd   

Ø  Sehingga besarnya debit air limbah rata-rata per harinya adalah :
Qave =  Qd  +  Qnd  
      
 Di mana          :          
Qd        =  debit air limbah domestik (L/det)                              

 Qnd         =  debit air limbah non domestik (L/det)

 Qave        =  debit rata-rata air limbah per hari (L/det)

 q         =   kebutuhan air bersih domestik (L/orang/hari)
 q nd         =   kebutuhan air bersih non domestik (L/orang/hari)
       b.      Debit Infiltrasi Air Tanah dan Air Hujan

Jika digunakan ystem terpisah, harus diperhitungkan pula debit air yang masuk ke dalam jalur perpipaan, yaitu infiltrasi air tanah dan air hujan. Infiltrasi ini tidak dapat dihindarkan karena hal tersebut disebabkan oleh :
-   Pekerjaan sambungan pipa yang kurang sempurna.
-   Jenis material saluran dan perlengkapan yang dipakai.
-    Kondisi air tanah dan fluktuasi muka tanah.
-    Celah-celah yang terdapat pada permukaan saluran (manhole) dari bangunan pelengkap saluran.

Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Qave inf        =  ( Finf  x Luas Area ) / 86400 

Di mana           : Qave inf            =  debit rata-rata infiltrasi (L/det)  
                        Finf                   =  faktor   infiltrasi  ( dari  grafik  average     infiltration  allowance)
                   Luas Area=          luas area pelayanan (Ha)
      
Dari debit rata-rata infiltrasi, didapatkan Q peak infiltration dengan persamaan berikut
Qpeak inf    =  f peak inf  x  Qave inf    
Dimana            :
Qpeak inf     =   debit puncak infiltrasi (L/det)  
                                                 f peak inf     =    faktor  peak infiltrasi ( dari grafik   peak  infiltration   allowance)
 
 c. Fluktuasi Pengaliran.

Untuk pelanggan ystemt lainnya (HU/MCK) berdasarkan penggunaan air yang tercatat pada bulan Desember 2009 kebutuhan air adalah 13,360 L/orang/hari, jumlah ini juga lebih sedikit dari parameter pemakaian air untuk HU [8]. Perbedaan jumlah kebutuhan air ystemt ini disebabkan kecenderungan masyarakat pelanggan yang juga menggunakan sumber air lain.
Kebutuhan air non ystemt diperhitungkan berdasarkan rata-rata penggunaan air yang tercatat pada bulan Nopember dan Desember 2009 serta data tipikal unit konsumsi.
Fluktuasi air limbah tergantung pada fluktuasi pemakaian air bersih. Pada waktu pemakaian air bersih memuncak, besarnya debit air limbah pun akan meningkat. Hal yang sama akan berlaku apabila pemakaian air bersih berada dalam debit minimum. Fluktuasi air limbah yang perlu diperhitungkan, yaitu :

 Debit air limbah rata-rata (Qr)
Qr  =  Qd + Qnd  
Di mana:   Qr   =  debit air limbah rata-rata (L/det) 
                  Qbd                 =  debit air limbah domestik (L/det) 
                  Qbnd           =  debit air limbah non domestik (L/det) 

Debit air limbah puncak (Qpeak)
Qpeak  =  fpeak  x  Qr 
Di mana:          Qpeak     =  debit air limbah puncak (L/det) 
                  Qr                   =  debit air limbah rata-rata (L/det) 
                        fpeak                  =  ystem puncak

Debit air limbah minimum (Qmin)
Qmin  =  1/5 x (P/1000)1,2 x Qr   
Di mana           : 
Qmin     =  debit air limbah minimum (L/det) 
                        Qr         =   debit air limbah rata-rata (L/det) 
                        P          =   penduduk

Debit air limbah total (Qtot)
Qtot =  Qinf   + Qpeak    
Di mana           :
   Qtot   =  debit air limbah total (L/det) 
               Qinf    =  debit infiltasi (L/det) 
               Qpeak  =  debit air limbah puncak (L/det) 

Perhitungan fluktuasi aliran ini penting dan berpengaruh cukup besar pada sistem penyaluran air limbah, diantaranya adalah :
     Kemungkinan terjadinya pengendapan dalam saluran bila kecepatan alirannya terlalu lambat.
     Akibat pengendapan tersebut menyebabkan terjadinya proses pembusukan air limbah.
     Diperlukan penggelontoran bila kecepatan minimum tidak dapat lagi dicapai, sehingga air     limbah akan mengendap.

1.     Kecepatan Aliran
Kecepatan pengaliran dalam ystem penyaluran air limbah harus berada dalam batasan – batasan kecepatan tertentu, sebagai berikut :

A.Kecepatan Minimum
Kecepatan ini didasarkan pada kemampuan pengaliran untuk memberikan daya pembilasan sendiri saluran tersebut terhadap endapan-endapan. Kecepatan minimum yang biasa digunakan dalam perencanaan penyaluran air limbah adalah 0,6 m/dt. Disamping itu juga terdapat kecepatan minimum menurut kebutuhannya, misalnya :
  
1.      Untuk mencegah terjadinya endapan organik maka digunakan kecepatan minimum 0,3 m/dt
2.   Untuk mencegah pengendapan partikel mineral seperti pasir dan kerikil digunakan kecepatan minimum 0,75 m/dt.
3.      Untuk saluran air limbah yang tertekan dimana pembersihan adalah sulit dilaksanakan digunakan kecepatan minimum yang digunakan adalah 1,0 m/dt. Salah satu contoh saluran air limbah yang tertekan adalah Inverted Syphon.

1.    Kecepatan Maksimum

Kecepatan ini didasarkan pada kemampuan saluran terhadap adanya kemungkinan gerusan-gerusan yang terjadi oleh aliran yang mengandung partikel kasar. Agar tidak terjadi penggerusan, maka kecepatan maksimum yang diperbolehkan adalah sekitar 2,5 – 3,0 m/dt. Meskipun harus diingat pula bahwa penggerusan yst disebabkan karena proses alam.

e.       Kedalaman Aliran dalam Saluran
Kedalaman air minimum saluran adalah 50 mm pada saat QMinimum. Tinggi renang minimum 50 mm merupakan hasil dari penelitian yang memperhitungkan bahwa pada kedalaman tersebut bahan limbah padat terendam seluruhnya sehingga dalam jarak beberapa meter semuanya dapat hancur dengan segera.

f.      Kemiringan Saluran Penanaman Pipa
Untuk kondisi medan yang ystemt datar, dibutuhkan penanaman jaringan pipa dengan kemiringan minimal yang dapat memberikan kecepatan pengaliran dengan daya pembilasan sendiri dengan nilai kekasaran Manning, n = 0,013 dan n = 0,015. Berikut ini diberikan Tabel 1 Slope minimum berdasarkan diameter pipa.

Slope Minimum Berdasarkan Diameter Pipa

Sistem Penyediaan Air Bersih adalah suatu ystem penyediaan air bersih yang meliputi pengambilan air baku, proses pengolahan dan reservoir serta distribusi (Depkimpraswil, 2002). Sistem distribusi adalah jaringan perpipaan untuk mengalirkan air minum dari reservoir menuju daerah pelayanan/ konsumen (Al-Layla,1980). Perencanaan ystem distribusi air minum didasarkan atas dua ystem utama yaitu kebutuhan air (water demand) dan tekanan air, serta ditunjang dengan ystem kontinuitas dan safety (keamanan). Air yang disuplai melalui jaringan pipa distribusi, ystem pengalirannya terbagi atas dua ystemtive pendistribusian, yaitu :

1.     Continuous System (Sistem Berkelanjutan)
Pada ystem ini, suplai dan distribusi air kepada konsumen dilaksanakan secara terus-menerus selama 24 (dua puluh empat) jam. Sistem ini biasanya diterapkan bila pada setiap waktu kuantitas air baku dapat memenuhi kebutuhan konsumsi air di daerah pelayanan.

b.      Intermittent System
Pada ystem ini air minum yang disuplai dan didistribusikan kepada konsumen dilakukan hanya selama beberapa jam dalam satu hari, yaitu dua sampai empat jam pada pagi dan sore hari. Sistem ini biasanya diterapkan apabila kuantitas air dan tekanan air tidak menentu.

1.5  Reservoir Distribusi.

Reservoir distribusi seluruhnya berjumlah 7 buah, masing-masing mempunyai fungsi berbeda berdasarkan kondisi daerah pelayanan dan kontinuitas pelayanan. Fungsi reservoir yang ada pada saat ini pertama sebagai reservoir balancing untuk mengatasi fluktuasi pemakaian selama 24 jam, kedua sebagai reservoir distributor saja dimana suplai airnya melalui pompa transmisi atau booster pump khusus untuk daerah pelayanan dengan penjadwalan pengaliran

Ø  Kehilangan Air
Jumlah total kapasitas terpasang yaitu 454 L/detik, kapasitas produksi terdiri dari ystem gravitasi 165,2 L/detik, ystem pompa 50,5 L/detik dan kapasitas distribusi terdiri dari ystem gravitasi 157,2 L/detik, ystem pompa 51,1 L/detik. Dengan total kapasitas produksi 16.091,28 m3/hari, total kebutuhan air 9.820,2 m3/hari (cakupan pelayanan saat ini) masih memadai. Kondisi fisik unit produksi masih cukup baik, sedangkan kondisi fisik unit distribusi tidak lagi berfungsi dengan baik sehingga konsumen mengeluh karena PDAM tersebut dinilai tidak memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan.
 Berdasarkan data PDAM Dua 2009 diketahui bahwa total hasil produksi air 482.738,4 m3/bulan dan total hasil yang didistribusikan 429.491,76 m3/bulan sedangkan total kebocoran fisik dan kehilangan air 191.343,06 m3/bulan, dengan demikian tingkat kehilangan air mencapai 44,55% dan kebocoran merupakan pemberi kontribusi kehilangan air terbesar.





BAB 111
PENUTUP
a  A .     KESIMPULAN.

1        Kebocoran air menyebabkan tekanan air pada pipa distribusi berkurang sehingga tidak     mampu mendistribusikan air secara merata ke seluruh wilayah pelayanan.

2        Jaringan pipa transmisi dan distribusi sudah melebihi umur ekonomis karena sudah lebih dari 30 tahun (dipasang sejak tahun 1966). Idealnya umur pipa yang sudah lebih dari 30 tahun harus dilakukan revitalisasi/penggantian, agar dapat menekan tingkat kehilangan tekanan dan kebocoran sampai dengan 20%.

3        Pada musim kemarau panjang mengalami kekurangan suplai air. Padahal permintaan terhadap air tetap tak berkurang, malah akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan debit sumber menurun dan tingkat kehilangan air yang cukup tinggi. Akibatnya kebutuhan pelayanan tidak terpenuhi secara maksimal, karena harus dilakukan secara bergilir pada masing-masing blok pelayanan. Idealnya distribusi air dilakukan secara kontinyu

4        Setelah pelebaran jalan letak jaringan pipa transmisi dan distribusi, serta katup/gate valve sudah masuk bagian badan jalan. Hal ini mengakibatkan penanggulangan kebocoran memakan waktu yang lama. Idealnya letak jaringan pipa tersebut harus berada diluar drainase, samping kiri atau kanan jalan dan ditanam, sesuai syarat dan spesifikasi pemasangan pipa. Mengingat saat ini sistem pelayanan PDAM Dua Sudara Kota Bitung kemampuannya mulai mengalami penurunan, maka untuk mengejar cakupan pelayanan 56% sampai dengan tahun 2015 perlu dilakukan analisis dan evaluasi kondisi eksisting sistem pipa transmisi/distribusi.



DAPTAR PUSTAKA

      Hadi Utomo, W. 1982. Dasar-Dasr Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya: Malang
  Soepardi,Goeswono.  1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor
  Suwardi,dkk. 2000. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Bogor:Institut Pertanian       Bogor

   Agroteknologi UMPAR. 20112. Segitiga Tekstur Tanah. www.agrotekumpar.blogspot.com
   Aisyah, Ayu. 2012. Tekstur Tanah. www.lilinkecil1610.blogspot.com
   Anonim.2012.Air Tanah.www.wikipedia.com.23 September 2012